Pada kenyataannya persilangan
tidak selalu menghasilkan perbandingan fenotipe seperti yang dikemukakan oleh
Mendel. Penyimpangan ini terjadi karena beberapa gen saling mempengaruhi dalam
menunjukan fenotipe.
tidak selalu menghasilkan perbandingan fenotipe seperti yang dikemukakan oleh
Mendel. Penyimpangan ini terjadi karena beberapa gen saling mempengaruhi dalam
menunjukan fenotipe.
Perbandingan fenotipe
berubah, tetapi prinsip dasar pewarisan sifat tetap sesuai dengan
prinsip-prinsip Mendel.
berubah, tetapi prinsip dasar pewarisan sifat tetap sesuai dengan
prinsip-prinsip Mendel.
Penyimpangan semu terhadap
Hukum Mendel dapat terjadi karena ; atavisme, komplementer, polimeri,
epistasis-hipostasis,dan kriptomeri.
Hukum Mendel dapat terjadi karena ; atavisme, komplementer, polimeri,
epistasis-hipostasis,dan kriptomeri.
1) Atavisme
Atavisme adalah munculnya
suatu sifat akibat interaksi dari beberapa gen. Hal ini diungkap oleh Bateson
dan Punnet pada bentuk jengger ayam.
suatu sifat akibat interaksi dari beberapa gen. Hal ini diungkap oleh Bateson
dan Punnet pada bentuk jengger ayam.
Ada empat bentuk jengger
ayam yaitu pea (biji), rose (mawar/gerigi), walnut (sumpel) dan single
(tunggal). Bentuk jengger ayam tidak hanya diatur oleh satu gen, tetapi oleh
interaksi dua gen.
ayam yaitu pea (biji), rose (mawar/gerigi), walnut (sumpel) dan single
(tunggal). Bentuk jengger ayam tidak hanya diatur oleh satu gen, tetapi oleh
interaksi dua gen.
Persilangan ayam
berjengger pea (rrPP) dengan ayam berjengger rose (RRpp) menghasilkan keturunan
(F1) 100% berjengger walnut (RrPp). Persilangan sesama F1 menghasilkan
keturunan (F2) dengan perbandingan fenotipe walnut : rose : pea : single = 9 : 3 : 3 : 1.
berjengger pea (rrPP) dengan ayam berjengger rose (RRpp) menghasilkan keturunan
(F1) 100% berjengger walnut (RrPp). Persilangan sesama F1 menghasilkan
keturunan (F2) dengan perbandingan fenotipe walnut : rose : pea : single = 9 : 3 : 3 : 1.
Penyimpangan pada atavisme
bukan pada perbandingan fenotipe, tetapi munculnya
sifat baru (fenotipe) jengger, yaitu walnut dan single.
bukan pada perbandingan fenotipe, tetapi munculnya
sifat baru (fenotipe) jengger, yaitu walnut dan single.
Coba Anda buat diagram
persilangannya !
persilangannya !
2) Komplementer
Komplementer adalah
peristiwa dimana dua macam gen yang bukan alelnya harus bekerja sama supaya
dapat terlihat pengaruhnya. Jika salah satu gen tidak ada maka karakter yang
muncul tidak sempurna.
peristiwa dimana dua macam gen yang bukan alelnya harus bekerja sama supaya
dapat terlihat pengaruhnya. Jika salah satu gen tidak ada maka karakter yang
muncul tidak sempurna.
Komplementer dapat dilihat
misalnya pada warna bunga Lathyrus odoratus.
misalnya pada warna bunga Lathyrus odoratus.
Pada bunga Lathyrus
odoratus, warna ungu akan muncul jika gen C (menimbulkan bahan mentah pigmen warna) berinteraksi dengan gen P (menumbuhkan enzim yang berperan mengubah pigmen warna menjadi
antosianin/warna ungu). Alel dari masing-masing gen tersebut adalah c (tidak mampu menimbulkan bahan mentah
pigmen warna) serta p (tidak
menumbuhkan enzim yang berperan mengubah
pigmen warna menjadi antosianin/warna ungu).
odoratus, warna ungu akan muncul jika gen C (menimbulkan bahan mentah pigmen warna) berinteraksi dengan gen P (menumbuhkan enzim yang berperan mengubah pigmen warna menjadi
antosianin/warna ungu). Alel dari masing-masing gen tersebut adalah c (tidak mampu menimbulkan bahan mentah
pigmen warna) serta p (tidak
menumbuhkan enzim yang berperan mengubah
pigmen warna menjadi antosianin/warna ungu).
Persilangan Lathyrus
odoratus berbunga putih (CCpp) dengan Lathyrus odoratus berbunga
putih (ccPP) menghasilkan keturunan (F1) 100% berbunga ungu. Persilangan sesama
F1 menghasilkan keturunan (F2) dengan perbandingan fenotipe ungu : putih = 9 : 7.
odoratus berbunga putih (CCpp) dengan Lathyrus odoratus berbunga
putih (ccPP) menghasilkan keturunan (F1) 100% berbunga ungu. Persilangan sesama
F1 menghasilkan keturunan (F2) dengan perbandingan fenotipe ungu : putih = 9 : 7.
Coba Anda buat diagram
persilangannya !
persilangannya !
3) Polimeri
Polimeri adalah gen dengan
banyak sifat beda yang berdiri sendiri-sendiri, tetapi mempengaruhi bagian yang
sama dari suatu organisme.
banyak sifat beda yang berdiri sendiri-sendiri, tetapi mempengaruhi bagian yang
sama dari suatu organisme.
Polimeri pertama kali
dikemukakan oleh Nilson-Ehle dalam eksperimennya dengan menyilangkan gandum (Triticum
vulgare) berwarna merah (M1M1M2M2)
dengan gandum (Triticum vulgare) berwarna putih (m1m1m2m2).
dikemukakan oleh Nilson-Ehle dalam eksperimennya dengan menyilangkan gandum (Triticum
vulgare) berwarna merah (M1M1M2M2)
dengan gandum (Triticum vulgare) berwarna putih (m1m1m2m2).
Hasil persilangannya (F1)
adalah 100% gandum berwarna merah. Persilangan sesama F1 menghasilkan keturunan
(F2) dengan perbandingan fenotipe merah : putih = 15 : 1.
adalah 100% gandum berwarna merah. Persilangan sesama F1 menghasilkan keturunan
(F2) dengan perbandingan fenotipe merah : putih = 15 : 1.
Coba Anda buat diagram
persilangannya !
persilangannya !
4) Epistasis-Hipostasis
Pada beberapa kasus
perkawinan dihibrid, trihibrid atau polihibrid, ada gen-gen yang saling
berpengaruh. Gen yang sifatnya mempengaruhi (menutupi) gen lain disebut gen
epistatis, sedangkan gen yang dipengaruhi (ditutupi) disebut gen hipostasis.
perkawinan dihibrid, trihibrid atau polihibrid, ada gen-gen yang saling
berpengaruh. Gen yang sifatnya mempengaruhi (menutupi) gen lain disebut gen
epistatis, sedangkan gen yang dipengaruhi (ditutupi) disebut gen hipostasis.
Gen yang bersifat
epistasis tidak akan menutupi gen yang menjadi pasangannya, tetapi akan
menutupi gen lain yang bukan pasangannya.
epistasis tidak akan menutupi gen yang menjadi pasangannya, tetapi akan
menutupi gen lain yang bukan pasangannya.
a. Epistasis
Dominan
Pada epistasis dominan,
gen dominan menutupi gen dominan lainnya.
gen dominan menutupi gen dominan lainnya.
Contoh misalnya pada
persilangan gandum hitam (HHkk) dengan gandum kuning (hhKK). Gen H
mengendalikan warna hitam dan pasangannya h mengatur enzim untuk memunculkan
warna. Gen K mengendalikan warna kuning dan pasangannya k mengatur enzim untuk
memunculkan warna. Gen H epistasis terhadap K.
persilangan gandum hitam (HHkk) dengan gandum kuning (hhKK). Gen H
mengendalikan warna hitam dan pasangannya h mengatur enzim untuk memunculkan
warna. Gen K mengendalikan warna kuning dan pasangannya k mengatur enzim untuk
memunculkan warna. Gen H epistasis terhadap K.
Hasil persilangannya (F1)
adalah 100% gandum berwarna hitam. Persilangan sesama F1 menghasilkan keturunan
(F2) dengan perbandingan fenotipe hitam : kuning : putih = 12 : 3 : 1.
adalah 100% gandum berwarna hitam. Persilangan sesama F1 menghasilkan keturunan
(F2) dengan perbandingan fenotipe hitam : kuning : putih = 12 : 3 : 1.
Coba Anda buat diagram
persilangannya !
persilangannya !
b. Epistasis
resesif
Pada epistasis resesif,
gen resesif yang bersifat epistasis menutupi gen dominan yang bukan pasangannya
jika dalam keadaan homozigot.
gen resesif yang bersifat epistasis menutupi gen dominan yang bukan pasangannya
jika dalam keadaan homozigot.
Contoh misalnya pada
persilangan tikus hitam (CCAA) dengan tikus putih (ccaa). Gen C mengatur
timbulnya warna dan pasangannya c menghambat timbulnya warna (bersifat
epistasis). Gen A mengatur warna hitam dan pasangannya a mengatur warna
abu-abu.
persilangan tikus hitam (CCAA) dengan tikus putih (ccaa). Gen C mengatur
timbulnya warna dan pasangannya c menghambat timbulnya warna (bersifat
epistasis). Gen A mengatur warna hitam dan pasangannya a mengatur warna
abu-abu.
Hasil persilangannya (F1)
saling disilangkan. Persilangan sesama F1 menghasilkan keturunan (F2) dengan
perbandingan fenotipe hitam : abu-abu : putih = 9 : 3 : 4.
saling disilangkan. Persilangan sesama F1 menghasilkan keturunan (F2) dengan
perbandingan fenotipe hitam : abu-abu : putih = 9 : 3 : 4.
Coba Anda buat diagram
persilangannya !
persilangannya !
5) Kriptomeri
Kriptomeri adalah sifat
gen dominan yang tersembunyi, jika gen dominan tersebut berdiri sendiri. Namun,
jika gen dominan tersebut berinteraksi dengan gen dominan lainnya, akan muncul
sifat gen dominan sebelumnya.
gen dominan yang tersembunyi, jika gen dominan tersebut berdiri sendiri. Namun,
jika gen dominan tersebut berinteraksi dengan gen dominan lainnya, akan muncul
sifat gen dominan sebelumnya.
Contoh misalnya pada
persilangan Linaria maracana bunga merah (AAbb) dengan Linaria maracana bunga
putih (aaBB). A = pigmen warna antosianin, a = menghambat munculnya pigmen
warna, B = sifat basa pada sitoplasma, b = sifat asam pada sitoplasma.
persilangan Linaria maracana bunga merah (AAbb) dengan Linaria maracana bunga
putih (aaBB). A = pigmen warna antosianin, a = menghambat munculnya pigmen
warna, B = sifat basa pada sitoplasma, b = sifat asam pada sitoplasma.
Hasil persilangannya (F1)
adalah 100% berwarna ungu. Persilangan sesama F1 menghasilkan keturunan (F2)
dengan perbandingan fenotipe ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4.
adalah 100% berwarna ungu. Persilangan sesama F1 menghasilkan keturunan (F2)
dengan perbandingan fenotipe ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4.
Pada persilangan tersebut,
sifat yang tersembunyi (warna ungu) muncul karena adanya dua gen dominan yang
berinteraksi.
Coba Anda buatsifat yang tersembunyi (warna ungu) muncul karena adanya dua gen dominan yang
berinteraksi.
diagram persilangannya !